Hadiah Buat Pemimpin Kota

BALIKPAPAN- Persiba Balikpapan akhirnya memenuhi ambisi pencinta sepak bola Balikpapan mengamankan poin penuh saat
menjamu Persib Bandung dalam lanjutan Indonesia Super League (ISL) 2010-2011.
Kemenangan 2-0 (1-0) melalui gol-gol Khairul Amri (menit ke-36) dan M Bachtiar (66’) tidak hanya berarti tambahan tiga poin untuk mengatrol posisi di klasemen sementara. Tapi juga sebagai persembahan terbaik bagi Imdaad Hamid yang akan mengakhiri masa bakti sebagai wali kota Balikpapan, hari ini (29/5).
Laga yang digelar di Stadion Persiba, Sabtu (28/5) malam, benar-benar menjadi suguhan terbaik Beruang Madu untuk sang pemimpin kota. Maklum, eksistensi Pasukan Biru selama ini tak bisa dilepaskan begitu saja dari keberadaan Imdaad Hamid yang menjadi penasehat tim.
Syahril HM Taher, ketua umum Persiba bahkan berucap, kemenangan ini khusus dipersembahkan kepada pasangan Imdaad Hamid-Rizal Effendi yang masa jabatannya berakhir hari ini. Selain itu, juga sebagai ucapan selamat datang kepada pasangan Rizal Effendi-Heru Bambang yang akan memimpin Balikpapan 5 tahun ke depan.
“Kemenangan ini kami persembahkan untuk Pak Imdaad yang mengakhiri masa jabatan. Sekaligus kado pertama bagi pasangan Pak Rizal dan Pak Heru yang akan memimpin Balikpapan,” ujar Syahril.
Dua orang yang berderetan menjadi Balikpapan 1 dan 2 itu, jelas memangku tugas berat, termasuk juga dalam hal sepak bola. Persiba sejauh ini sudah menjadi ikon Balikpapan. Bahkan kesuksesan musim lalu saat finish di urutan ketiga, membuktikan kualitas tim yang pernah dijuluki Selicin Minyak itu.
Nah, demi mendukung kiprah Persiba, satu hal yang kini ingin diwujudkan dalam kepemimpinan 5 tahun ke depan. Apalagi kalau bukan persoalan infrastruktur berupa stadion. Saat ini, Persiba berkandang di stadion yang merupakan milik Pertamina di Jalan Parikesit, Kompleks Pertamina.
Senada dengan Syahril, Manajer Persiba Jamal Al Rasyid juga mengakui kemenangan ini merupakan kemenangan masyarakat Balikpapan, yang dipersembahkan bagi pemimpin kota yang akan berganti hari ini. “Semoga, dengan penanda yang bagus ini, akan bisa membawa kebaikan bagi Balikpapan, dan juga membawa kebaikan bagi Persiba,” ujar Jamal.

Sumber: Kaltim post


NAMA Otniel Udan tentu tidak asing lagi bagi pencinta sepakbola di Balikpapan. Pria asli Balikpapan ini dinilai cukup loyal terhadap Persiba mulai berkarir sebagai pemain hingga menjadi asisten pelatih Persiba. Bahkan, manajemen Persiba dinilai tidak sia-sia menunjuk pria kalem ini sebagai asisten pelatih bersama Haryadi (sekarang pelatih kepala,red) mendampingi Daniel Roekito dalam Indonesia Super League (ISL) 2009/2010 lalu, sehingga sukses menempati posisi ketiga.
“Saya ingin total kepada Persiba yang membesarkan nama saya sejak jadi pemain,”ujar Otniel.
Otniel yang telah memiliki  lisensi B sebagai pelatih PSSI ini merupakan salah satu pelatih potensial yang menjadi aset kota Balikpapan untuk berkiprah di pentas sepakbola nasional.
Bahkan, tidak menutup kemungkinan Otniel bisa mengikuti jejak pelatih-pelatih asal Balikpapan lainnya yang telah sukses melatih klub luar Balikpapan seperti Junaidi dan Eddy Simon. Sebagai asisten pelatih Persiba, Otniel mengaku telah mendapat ilmu dari empat pelatih profesional masing-masing Peter Butler, Daniel Roekito, Junaidi, serta Haryadi yang merupakan pelatih kepala Persiba saat ini.
 “Lumayan, karena saya bisa mengenal karakter empat pelatih. Karakter ini merupakan modal berharga bagi saya sebagai seorang pelatih,”terangnya.
Lalu apakah punya keinginan mengikuti jejak pelatih Balikpapan lainnya untuk melatih klub di luar Balikpapan? Otniel mengatakan, untuk saat ini dirinya masih fokus di Persiba yang sukses membesarkan namanya sebagai asisten pelatih ISL.
“Saya masih butuh pengalaman yang lebih banyak lagi sebagai asisten pelatih. Untuk itu  saya masih berkonsentrasi untuk melatih Persiba yang telah membesarkan nama saya sejak jadi pemain,”jelas Otniel.
Otniel berharap tren positif Persiba terus berlanjut hingga akhir kompetisi. Hal itu agar Persiba bisa menempati papan atas klasemen akhir, mengingat musim lalu Persiba bisa finis di peringkat ketiga.
“Kalau performa seperti ini bisa dipertahankan hingga akhir kompetisi, maka saya optimis kita bisa finis di urutan lima atau enam,”tandasnya.
Kondisi ini kata Otniel berbanding terbalik sewaktu masih ditangani Daniel Roekito pada ISL 2009/2010 lalu.”Waktu ditangani pak Daniel diawal kompetisi performa tim cukup baik tapi saat ini justru menjelang akhir kompetisi performa tim cukup positif. Saya berharap kondisi ini bertahan hingga akhir kompetisi,”pungkasnya.

 
Sabtu, 08 Januari 2011 , 08:22:00

SORE ini Persiba kembali melakoni uji coba. Lawannya adalah junior mereka sendiri, Persiba U-21.
 “Meskipun hanya uji coba melawan tim Persiba U-21, tapi setidaknya ini tetap menjadi bahan bagi kami untuk mengevaluasi sejauh mana perkembangan tim. Apalagi jeda kompetisi yang sangat panjang,” kata Junaidi, pelatih Persiba.
Setelah carut marutnya jadwal lanjutan kompetisi yang mengalami banyak perubahan, Persiba harus langsung melakoni laga tandang ke markas Arema Indonesia, Rabu (19/1) nanti. Junaidi  jelas dituntut benar-benar mempersiapkan timnya lebih baik lagi, mengingat lawan yang akan dihadapi adalah jawara ISL musim lalu.
“Untuk itu pula selain terus menggelar latihan rutin, untuk lebih intensifnya lagi ujicoba harus kami lakukan sebagai bekal tim kami sebelum melakoni laga away nanti,” ucapnya.
Laga uji coba ini ternyata juga akan dimanfaatkan tim Persiba U-21 yang akan memulai kompetisi, Januari ini. Hanya saja setelah sebelumnya Persiba U-21 dijadwalkan bakal mengawali kompetisi dengan bertandang ke markas Bontang FC U-21 (16/1) dan Persisam Putra Samarinda U-21 (19/1) ternyata mengalami perubahan, dan harus melakoni tur kandang Persiwa Wamena U-21, Kamis (20/1), dan dilanjutkan ke markas Persipura Jayapura U-21, lima hari berselang. (san/kpnn)


Sumber: Kaltim Post

Apa Alasan PSSI tak Restui LPI?

Tribunnews.com - Kamis, 6 Januari 2011 00:57 WIB
Share Cetak PDF Print Berita Ini + 
Apa Alasan PSSI tak Restui LPI?
RUMGAPRES/ABROR RIZKI
Ketua Umum PSSI Nurdin Halid langsung menyambut tangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian menciumnya sambil membungkuk setelah Indonesia mengalahkan Filipina 1-0 di ajang Piala AFF 2010, Kamis (16/12/2010).


TRIBUNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pemuda dan Olahraga berencana menggagas mediasi untuk dua pihak soal kisruh yang terjadi antara PSSI dan Liga Primer Indonesia (LPI). Terkait hal tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng merasa perlu mengetahui apa alasan PSSI tidak memberikan rekomendasi kepada LPI.

"Saya barusan melakukan rapat bersama ahli hukum dan profesional olahraga terkait permasalahan LPI. Kami masih mengkaji dan melakukan upaya komunikasi untuk menyelesaikannya. Tentu, kajian yang dilakukan berdasarkan undang-undang yang berlaku," ujar Andi, saat ditemui wartawan di kantornya, Rabu (5/1/2011).

Andi menjelaskan, ada beberapa cara yang akan dilakukan sebagai solusi mengatasi kekisruhan antara PSSI dan LPI. Salah satu opsi, kata Andi, adalah mediasi.

"Saya sudah berbicara dengan Ibu Rita Subowo (Ketua KONI) untuk menyelesaikan masalah ini. Sebenarnya masalah ini bisa diselesaikan lebih baik oleh induk olahraga. Namun, masalah ini cukup pelik sehingga mediasi diperlukan," kata Andi.

"Saya sudah mencoba menghubungi Nurdin Halid (Ketua Umum PSSI) kemarin. Rupanya, beliau dan pejabat teras PSSI sedang berada di Qatar sehingga mediasi tidak bisa dilakukan," tutur Andi.

Tujuan dilakukan mediasi, lanjut Andi, untuk mengetahui apa permasalahan utamanya. 

"Kenapa PSSI tidak memberikan rekomendasi kepada LPI. Intinya kami ingin tahu kenapa PSSI tidak mengeluarkan rekomendasi. Kalau LPI bisa memenuhi kriteria-kriteria, tak ada alasan PSSI tidak memberikan rekomendasi. Tujuannya tentu agar prestasi sepak bola kita semakin maju," ujar Andi.

Bila mediasi urung terwujud, menurut Andi, ada beberapa opsi lain agar permasalahan ini bisa terselesaikan. "Kami masih terus mengkaji opsi-opsi yang ada. Sebenarnya jika kita berpikir jernih, tidak perlu ada persoalan. Saya tekankan satu hal, jangan ada diskriminasi di dalam olahraga, termasuk sepak bola," kata Andi.

Sumber: Tribun Kaltim


BONTANG – Solusi menarik yang didapat Bontang FC (BFC) dari  pertemuan manajer klub-klub Indonesia Super League (ISL) di Jakarta, Senin (3/1) lalu, membuat klub berjulukan The Red Equator itu mengurungkan niatnya menyeberang ke Liga Primer Indonesia (LPI). Meski baru sebatas janji, namun komitmen dari PT Liga Indonesia (PT LI) selaku otoritas penyelenggara kompetisi, membuat klub yang dulunya bernama PS Bontang PKT itu memilih bertahan di ISL.
Kemarin, Manajer BFC Andi Satya Adi Saputra, mengaku niat klubnya mundur dari ISL diurungkan. Ia menilai ada komitmen yang bisa dijadikan landasan untuk tetap berdiri di kompetisi yang berada di baawah naungan PSSI itu. Salah satu butir kesepakatan itu adalah, adanya pengembalian dana kerugian yang ditimbulkan dari mundurnya 3 klub ISL. Seperti diketahui, BFC sudah melakoni laga dengan ketiga klub yang mundur, Persema, Persibo dan PSM Makassar.
“Kami memandang apa yang dijanjikan PT Liga untuk memberikan uang ganti rugi dari pelaksanaan pertandingan dengan ketiga klub itu, menunjukkan komitmen mereka untuk memperbaiki kompetisi. Memang belum ada kejelasan berapa besar nilai yang akan mereka kembalikan. Tapi kami yakin kerugian dana dari mundurnya klub itu bisa menjawab keraguan kami terhadap komitmen PT Liga,” ujar Andi Adi, sapaan akrabnya.
Lantas dengan ancaman mundur jika pemutihan poin yang dihasilkan dari tiga klub itu terealisasi? Andi Adi mengatakan kerugian berupa poin, bukan hanya BFC saja yang mengalaminya. Semua klub peserta ISL juga mendapat kerugian seperti itu. “Dari efek yang ditimbulkan, yang paling terasa memang bagi kami karena langsung berada di urutan terbawah. Tapi kami mencoba realistis karena konsekuensi itu sudah tercantum dalam manual liga. Semua klub juga merasakannya,” tutur Andi Adi.
Sebelumnya, manajemen BFC mengancam akan menyeberang ke LPI, karena menilai kompetisi itu menjanjikan keuntungan finansial lebih besar, dan jaminan ketersediaan dana karena disokong konsorsium. Namun jika merujuk persoalan materi, ia juga berharap langkah serupa akan dilakukan PT LI, dengan melakukan transparansi pendapatan dari sponsorship atau hak siar televisi.
“Persoalan market share memang belum dibahas dalam pertemuan kemarin, tapi ide seperti itu sudah muncul dan kami berharap sisi positif yang ditawarkan LPI bisa diterapkan PT Liga. Sejauh ini, kami masih tetap mengandalkan dana APBD, karena itu yang paling memungkinkan,” tuturnya. (obi)


Sumber: Kaltim post


BALIKPAPAN – Sikap tegas yang diharapkan bisa ditunjukkan PT Liga Indonesia (PT LI) terkait mundurnya 3 klub Indonesia Super League (ISL), ternyata tidak terbukti. Persiba dan Bontang FC yang mengirimkan wakil padamanager meeting, Senin (3/1) lalu menilai PT LI bersikap layaknya banci.
Nada keras itu muncul dari Manajer Persiba, Jamal Al Rasyid. Sebenarnya ia berharap PT LI memberikan keputusan tegas terkait mundurnya Persema, Persibo, dan PSM Makassar dari kancah ISL. “Kami, dan semua klub ISL sudah sangat dirugikan dengan mundurnya tiga klub itu. Tapi PT Liga seolah mau berdiri di dua tempat, dengan berharap tiga klub itu mau kembali lagi ke ISL. Kalau memang sudah melayangkan surat pengunduran diri, kenapa tidak langsung dijawab,” ujarnya.
Kejengkelan Jamal muncul setelah PT LI memberikan tenggat waktu hingga Jumat (7/1), agar tim yang mundur itu bersedia kembali ke ISL. “Kalau mereka mau kembali, terus sanksi apa yang akan diberikan. Daripadanggantung seperti ini, kenapa tidak langsung dijatuhkan sanksi tegas,” ujarnya.
Jamal mencontohkan, sikap tegas pernah ditunjukkan pengelola kompetisi saat Putra Samarinda mundur dari kompetisi. Kala itu Pusam (Persisam) langsung mendapat jawaban dari pengelola kompetisi dan didegradasi. “Kenapa sekarang masih harus menunggu? Dulu, Persisam langsung mendapat sanksi tegas, tapi kenapa sekarang ada pengecualian. Sikap seperti ini yang tidak kami inginkan,” tutur Jamal.
Kekecewaan serupa juga dilontarkan Manajer BFC, Andi Satya Adi Saputra. “Pengunduran pemberian sanksi membuat kami bertanya-tanya. Apa agenda yang akan dilakukan PT Liga selama tenggat waktu itu,” ujarnya.
Memang, selain dua klub Kaltim itu, ke-15 perwakilan klub yang mengikuti manager meeting di Hotel Gran Melia juga menyayangkan sikap mendua dari PT LI. “Bukan hanya saya, semua peserta yang datang juga menyayangkan sikap seperti itu. Selain menunjukkan ketidaktegasan, PT LI juga seolah tidak menganggap keberadaan 15 klub, dan lebih mementingkan 3 klub yang mundur itu. Padahal mereka sudah tidak mau bergabung dengan ISL. Keperlua kompetisi kan bukan hanya masalah tim yang mundur, tapi agenda lain masih banyak yang harus diselesaikan,” tuturnya. (obi)


sumber: kaltim post